Senin, 25 Mei 2009

SEBUAH PERJUANGAN UNTUK KEMBALINYA KEDAULATAN INDONESIA

SEBUAH PERJUANGAN UNTUK KEMBALINYA KEDAULATAN INDONESIA
Mungkin judul di atas bagi kita terkesan sangat sepele. “kembali ke Jogja” seakan-akan itu adalah sebuah judul film atau sinetron. Tapi kalo kita membaca apa yang sebenarnya, itu adalah sebuah judul tulisan dari seorang tokoh nasional Indonesia, Muhammad Roem.
Kembali ke Jogja adalah sebuah pledoi perihal kembalinya kekuasaan Indonesia dari tangan pemerintah colonial belanda pasca agresi militer ke-2. Jogya atau dalam hal ini adalah Yogyakarta adalah representasi dari kedaulatan Indonesia yang baru seumru jagung. Namun permasalahan sudah cukup memilukan dan membuat mengelus dada.
Tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda kembali menduduki pelbagai wilayah Indonesia, sebagai terusan dari agresi militer pertama Belanda. Peristiwa itu sangat terkenal dengan sebutan Agresi Militer ke-2 Belanda. Pelbagai alasan Pemerintah Belanda melakukan agresi ini adalah sebagai betikut; Belanda berasumsi bahwa Indonesia belum mampu mengurusi badan-badan pejaung Indonesia, selain itu adalah “anggapan” Belanda yang mengatakan bahwa Hatta telah mengingkari janji-janji yang dia ucapkan dihadapan menteri-menteri Belanda yang datang ke Yogyakarta.
Namun sangat jelas, alasan utamanya adalah upaya Belanda untuk menguasai kembali jajahan yang sempat lepas dari genggamannya. Selain itu adalah menaklukan segala perlawanan yang telah dilaksakan oleh lascar-laskar pejuang Indonesia. Seperti yang telah disinggung diawal tulisan tadi, bahwa agresi II ini bertujuan untuk meneruskan agresi I yang sempat dihentikan oleh dewan keamanan dalam resolusinya tanggal 1 Agustus 1947.
Waktu keadaan memang sangat tegang dan cukup genting. Seluruh pimpinan tertinggi sedang berada dalam masa pengasingan, tidak terkecuali Soekarno, Hatta dan bebarapa menteri pun ikut diasingkan. Ada bebapa menteri yang masih berupaya untuk meneruskan perjuangan. Pusat pemerintahan pun dipindah di bukit tinggi, dengan pejabat sementara adalah Safrudin Pramiwonegoro. Dan di Jawa terbentuk Komisariat Pemerintah dengan ketua Mr. Susanto Tirtoprodjo.
Orang-orang yang masih tersisa pun terus berusaha untuk meneruskan perjuangan dengan cara apapun. Simpati dicari dimana-mana. Dari dewan keamana sampai Negara-negara tetangga pun di coba untuk dimintai simpati. Negara-negara tetangga pun pada akhirnya banyak mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Belanda. Reaksi pun muncul dimana-mana, salah satunya di Negara-negara Arab, Pakistan, India dan Pakistan menutup akses penerbangan untuk Belanda.
Selain itu, yang sangat menarik adalah pernyataan yang dilontarkan oleh Amerika. Biasanya Amerika selalu memposisikan dirinya sebagai Negara yang netral, namun sekarang sikapnya kelihatan lebih positif. Segera Amerika menelorkan usulan untuk melakukan sebuah resolusi damai antara Indonesia dan Belanda. Resolusi itu menuntut agar Belanda segera menghentikan semua tindakannya, dan segera mungkin menarik mundur pasukannya dari Yogyakarta.
Reaksi juga tidak berhenti sampai situ saja. Masih banyak reaksi-reaksi yang lain. Bertepatan dengan itu pula dewan keamanan sedang melakukan rapat di Paris. Ini memang momen yang harus segera dimanfaatkan oleh pihak kita, Indonesia untuk sesegera mungkin mengusir Belanda dari tanah tercinta. Dewan keamana pun pada akhirnya mengeluarkan pokok-pokok resolusi dianranya:
1. Membebaskan semua tahanan politik.
2. Mengembalikan pemerintahan RI yang dapat agar dapat berfungsi bebas di Yogyakarta dan sekitarnya.
3. Mengadakan pemerintahan federal selambat-lambatnya pada tanggal 15 Maret 1949.
4. Mengadakan pemilihan umum untuk memilih konstituante yang harus selesai pada 1 Oktober 1949.
5. Pengembalian bertahap pemerintah Indonesia di lain daerah. Ini dengan sendirinya berarti penarikan mundur yang bertahap dari pasukan Belanda.
Dalam diplomsi Indonesia memulai perundingan dengan diadakannya perjanjian Roem-Royen, yang diadakan di Yogyakarta. Royan menjelaskan dengan cermat sesuai dengan sudut pandang Belanda. Delegasi Indonesia juga tidak kalah cerdinya, dia banyak sekali menyinggung perjuangan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Pada akhirnya perjanjian Roem-Royen sangat bermanfaat bagi pemerintahan RI. Keberhasilan perjanjian Roem-Royen patut diacungi jempol. Meskipun pada akhirnya, itu kurang mendapat sambutan hangat dari Safrudin Prawironegor, karena sebelumnya tidak meminta ijin pada PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia). Namun dia bisa memaafkan hal itu karena saat beberapa saat setelah perjanjian itu Hatta datang menemuinya di Aceh.
Safrudin mengatakan bahwa ketidakadanya konfirmasi dengan PDRI membuat PDRI tidak mempunyai prestise di depan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu Safrudin agak kecewa. Dalam sidang cabinet ia menjelaskan bahwa PDRI tidak menentukan sikap terhadap perjanjian Roem-Royen. PDRI menyerahkan putusan pada kabinet, Badan Pekerja Nasional Pusat dan Pimpinan Angkatan Perang. Dia meneruskan bahwa akibat dari tindakan ini pada akhirnya menjadi tanggungan bersama.
Perjuangan pengembalian kekauasaan ke Yogyakarta juga tidak lepas dari usaha para laskar yang berada di pedalaman hutan. Jendral Soedirman patut dianugrahi sebagai orang sangat berjasa dalam usaha ini. Meskipun dengan kondisi kesehatan yang cukup memprihatinkan beliau masih kuat untuk memimpin laskar menyusuri hutan belantara Jawa.
Ternyata usaha tidak berakhir sia-sia. Perjuangan dan usaha berujung manis yang gilang gemilang. Perjuangan, baik dengan fisik dan diplomatic, tenyata telah berhasil memaksa Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto and de jure. Mengisahkan ihwal perkalanan perjuangan laskar, pada hari-hari pertama TNI mundur keluar Ibukota untuk menduduki tempat-tempat strategis menurut rencana. TB Simatupang dalam bukunya menggunakan istilah perang rakyat untuk perlawanan ini. Istilah itu menggambarkan partisipasi seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.
Perlawanan ini dimanfaatkan oleh laskar-laskar dari Siliwangi. Dengan meletusnya peristiwa ini, mereka bisa kembali ke posnya dan dapat meneruskan perjuangan mereka di wilayahnya yang sebelumnya telah mati dan terputus. Perjalanan laskar siliwangi digambarkan dalam sebuah film yang sudah sering kita lihat “The Long March”. Sedikit menyinggung film itu menggambarkan kusah yang sangat heroik dari pada perjalanan itu, melalui gunung-gunung dan hutan belukar.
Kegagalan Royen dalam perundingan membuat kecewa kalangan Belanda. Mulai dari pemerintah sampai laskar-laskar yang berada di Indonesia. Bahkan pada akhirnya, “kekalahan” ini lah yang menyebabkan kematian salah satu jendral Belanda, Spoor. Kematiannya pada 25 Mei 1949 disinyalir karena tekanan yang dia dapat dapat dari kekalahan ini.
Akhirnya tibalah saatnya presiden, wakil presiden, dan lain-lain, para pemimpin yang diasingkan di Bangka, kembali ke Yogyakarta. Tanggal 6 Juli 1949 mendaratlah pesawat terbang komisi PBB yang membawa Soekarno, Hatta, dan para pemimpin dari Bangka. Rakyat menyambut dengan gegap gempita dan suka cita. Kalimat kembali ke Jogja telah menandai dimualainya pemerintahan pasca agrsi militer II Belanda.
*dikutip dari kumpulan tulisan (Bunga Rampai) Mohammad Roem, Dari Sejarah, dengan judul Kembali ke Jogja.

Hal Ihwal Filsafat Sejarah


Sejarah adalah rangkaian peristiwa masa lampau yang terjadi secara kronologis dan tersusun. Dalam kajiannya menggunakan metode-metode dan pendekatan-pendekatan tertentu. Dengan perkembangannya, sejarah tidak hanya berkutat pada hal ihwal ruang waktu saja, tetapi melihat apa yang terjadi di satu tempt pada waktu yang berbarengan. Sejarah tidak akan lepas dari filsafat. Hegel member opsi tersendiri dengan menyebut istilah filsafat sejarah. Filsafat sejarah adalah tinjauan terhadap peristiwa historis secara filosofis untuk mengetahui factor-faktor kejadian pada masa lampau maupun masa kini
Filsafat sejarah telah mengalami perkembangannya ketika Hegel mengeluarkan dialektikanya. Dia banyak membahas tentang dialektika dalam sejarah, yang pada akhinrya itu menjadi senjata makan tuan bagi dirinya ketika Mark menelorkan paham Marxisme. Namun disamping itu, perkembangan filsafat sejarah telah mempengaruhi perkembangan penulisan dan penelitian sejarah di era modern.
Sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajarotun yang berarti pohon. Yang mana pohon tersebut mempunyai banyak sekali cabang-cabang yan saling berhubungan satu dengan yang lain. Begitu pula dengan perkembangan ilmu sejarah di era moder. Sejarah tidak hanya berkutat pada kronologis cerita msa lampau saja, tetapi juga melihat bagaimana kronologis itu tersusun secara dinamis dan rapi. Selain itu, perkembangan sejarah juga menuntut pendekatan lain guna mempermudah penelitian dalam penelitian dan penulisan sejarah, yang pada ini disebut dengan pendekatan multidimensional.
Kembali ke kontek sejarah adalah pohon. Kata ini telah memberi gambaran pendekatan sejarah yang lebih analogis kerena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan pohon yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan. Oleh karena itu untuk menangkap pelajarah atau pesan sejarah di dalamnya memerlukan kemampuan pesan yang tersirat sebagai ibarat atau ibroh di dalamnya.
Yang harus diperhatikan dalam kajian sejarah adalah perbedaan antara sejarah dalam kerangka ilmiah dan sejarah dalam kerangka filosofis. Dalam kerangka ilmiah, sejarah lebih bersifat sebagai ilmu, yaitu meneliti secara menyeluruh pelbagai masalah yang terjadi pada masa lampau, dengan menggunakan metode-metode yang telah disampaikan. Sedangkan sejarah dalam kerangkan filsafat yang di dalamnya terdapat dua poin. Pertama mencoba menawarkan sebuah upaya untuk mencari sebuah pembenaran dalam suatu peristiwa sejarah. Yang berusaha memastikan suatu tujuab umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian dan seluruh jalanya sejarah. Kedua adalah upaya untuk menguji dan menghargai metode sejarah dan kepastian dari kesimpulan-kesimpulannya.
Dalam kajian-kajian modern, filsafat sejarah menjadi suatu tema yang mengandung dua segi yang berbeda dari kajian tentang sejarah. Segi yang pertama berkenaan dengan kajian metodologi penelitian ilmu ini dari tujuan filosofis. Ringkasnya, dalam segi ini terkandung pengujian yang kritis atas metode sejarawan. Pengujian yang kritis ini termasuk dalam bidang kegiatan analitis dari filsafat, yakni kegiatan yang mewarnai pemikiran filosofis pada zaman modern dengan cara khususnya, di mana si pemikir menaruh perhatian untuk menganalisis apa yang bisa disebut dengan sarana-sarana intelektual manusia. Ia mempelajari tabiat pemikiran, hukum-hukum logika, keserasian dan hubungan-hubungan antara pikiran-pikiran manusia dengan kenyataan, tabiat, realitas, dan kelayakan metode yang dipergunakan dalam mengantarkan pada pengetahuan yang benar.
Dari segi yang lain, filsafat sejarah berupaya menemukan komposisi setiap ilmu pengetahuan dan pengalaman umum manusia. Di sini perhatian lebih diarahkan pada kesimpulan dan bukannya pada penelitian tentang metode atau sarana-sarana yang digunakan seperti yang digunakan dalam metode analitis filsafat. Dalam kegiatan konstruktif, filosof sejarah bisa mencari pendapat yang paling komprehensif yang bisa menjelaskan tentang makna hidup dan tujuannya.
Tokoh filsafat sejarah paling terkenal adalah Hegel. Dia telah banyak menelorkan buku perihal filsafat sejarah. Dia melihat sejarah adalah sebuah peristiwa yang muncul karena sebab akibat. Dia menggunakan dialektikanya dalam meneliti kejian sejarah.
Filsafat sejarah merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian keilmuan filsafat secara umum. Bagian integral yang berpengaruh dalam memahami dan mengkaji sejarah dari sudut pandang filsafat. Memandang sejarag bukan hanya masa lampau namun juga menjadi unsure perubahan dari masa ke masa. Beberapa tokoh bermunculan dari ranah filsafat sejarah, dan Hegel termasuk di dalamnya. Dia merupakan salah satu filosof ternama yang dihasilkan Jerman sebagai sebuah tempat yang laik bagi lahirnya beberapa filosof terkenal dan berpengaruh. Disamping Kant, Hegel mempunyai konsistensi dalam berfikir dan kapabilits rasio yang mampu menterjemaghkan hidpu dalam bentuk rumus dialektikanya yang terkenal. Hegel seorang yang progresif dalam berfikir dan bertindak,meskipun tidak reaksioner dalam bersikap terhadap realitas.Filsafat Roh yang merupakan karakternya,yang dia akui merupakan hasil sintesa antara pemikiran Fichte dan Schelling dizaman pertumbuhan filsafat idealisme Jerman abad-19.Dia cenderung memaknainya sebagai Roh Mutlak atau Idealisme Mutlak.
Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman,hidup dari keluarga yang mapan secara status sosial,serta pola pendidikan keluarga terutama ibunya yang mempengaruhi Hegel menjadi filsuf besar.Dia dilahirkan di Kota Stuttgart,Jerman pada 27 Agustus 1770. Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart,setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen.
Pemikiran Hegel yang senantiasa berdialektika terhadap realitas dan memandang adanya ’realitas mutlak’ atau ruh mutlak atau idealisme mutlak dalam kehidupan,sangat mempengaruhi dalam memandang sejarah secara global,ini terbukti saat dialektikanya mampu memasukkan pertentangan didalam sejarah sehingga dapat mengalahkan dalil-dalil yang bersifat statis. Hingga terbukti pembuktian-pembuktian ilmiah yang dihasilkan.Dari sanalah filsafat sejarah layak ditempatkan,sebagai bagian yang utuh dari dunia kefilsafatan. Hegel juga memandang bahwa sejarah merupakan suatu kondisi perubahan atas realitas yang terjadi,dia pula yang menyatakan sejarah menjadi sebuah hasil dari dialektika,menuju suatu kondisi yang sepenuhnya rasional.
Berlampau dari Hegel dengan pemikirannya, kita akan lebih spesifik membahas tentang filsafat sejarah. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa filsafat sejarah berusaha menggali kebenaran objektif dari sebuah kajian sejarah. Objektifitas dalam sejarah adalah hasil penalaran dan interprteasi dari sejarawan yang bersangkutan. Sejarah harus berdasarkan sumber yang terpercaya kredibilitasnya. Sejarah bukanlah dongeng yang seenaknya saja dirangkai tanpa metode dan konsep yang matang.
Selain objektifitas, kebenaran sejarah juga merupakan faktor yang cukup penting dalam melakukan kajian sejarah. kebenaran sejarah dapat diperoleh dari sumber-sumber, ataupun fakta-fakta sejarah yang terpercaya. Terpilihnya sumber-sumber terpercaya dapat diperoleh dari proses verifikasi dan kritik terhadap sumber-sumber yag telah terkumpul, baik itu secara intern maupun ekstern. Dengan verifikasi inilah proses pembenaran sumber akan benar-benar terproses secara baik dan benar.
Sebagai penutup, sejarah adalah sebuah penjelasan tentang peristiwa masa lampau yang bersifat kronologis. Terutama tentang pembahasan mengenai metode sejarah, penjelasan adalah pusat utama yang menjadi sorotan. Kuntowijoyo juga menambahi bahwa penjelsan sejarah adalah usaha membuat unit sejarah agar dimengerti secara cerdas dan jelas, intelligible . Hal ini berbeda dengan analisis, yang hanya menekankan pada proses analisis. Penjelasan sejarah mencoba membeberkan hal ihwal metode dan metodologi sejarah yang dipakai oleh sejarawan dalam meneliti kajian sejarah.

SEJARAH ADALAH POLITIK MASA LAMPAU

Pendahuluan
Beriring dengan perkembangan waktu, model penulisan sejarah pun berkembang dengan pesat. Sejarah tidak lagi berkutat pada permasalahan tempo dulu yang saklek dengan metode penulisan yang menggunakan sudut pandang sejarah saja, melainkan sejarah adalah meluas dalam waktu. Jadi dalam satu peristiwa sejarah, akan banyak ditemui pelbagai peristiwa lain yang nantinya akan menjadi bumubu sejarah itu sendiri.
Melalui bukunya, ”Pemberontakan Petani Banten 1888”, Sartono member tawaran baru kepada penulisan sejarah Indonesia. Dalam tulsiannya tersebut dia banyak menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu-ilmu social. Pendeketana itu sering kita sebut dengan pendekatan multidimensional. Adapun ilmu-ilmu social itu meliputi sosiologi, antropologi, ilmu politik, ekonomi dan lain-lain.
Sejarah adalah politik masa lamapu, itu kata sebagian pakar sejarah. Banyak peristiwa sejarah yang memang mengupas peristiwa politik masa lampau. Mulai dari raja dan kerajaannya, kekuasaan, wilayah terotori, dst. Ada juga yang menjadikan sejarah sebagai alat legitimasi yang kuat untuk menciptakan sebuah kekuasaan yang kuat pula.
Oleh sebab itu model penulisan sejarah dengan pendekatan politik pun berkembang dengan pesat. Meskipun babakan model penulisan sejarah politik tidak berkembang dengan perkembangan penulisan sejarah, namun eksistensi poltik masih terus melekat erat dalam setiap penulisan sejarah.
Oleh sebab itu munculan kemudian model penulisan sejarah politik. Sejarah politik akan intern membahas tentang perkembangan politik sebuah Negara, wilayah, daerah atau yang lain. Sejarah politik akan banyak menggunakan pendekatan-pendekatan poltik dalam kajiannya. Namun demikian tidak menutup kemungkinan masih memakai pendekatan yang lain untuk mengkajinya secara gamblang.
Untuk materi kali ini penulis akan sedikit menyinggung perihal apa saja yang harus diperhatikan dalam menulis sebiah karya sejarah politik. Mulai dari pendekatan-pendekatan dan ilmu-ilmu bantu yang mewarnainya. Sekali lagi, sejarah bukanlah ilmu yang manja dengan banyak menggunakan bantuan dari ilmu-ilmu yang lain. Melainkan pendekatan itu digunakan sebagai penguat dan bahan verivikasi dan penyeimbang penulisan sebuah karya sejarah.

Pembahasan
Ketika membicarakan perihal sejarah, kita tidak akan terlepas dari kontek poltik. Politik adalah strategi yang banyak digunakan dalam pelbagai masalah lehidupan, baik dalam sejarah, sosilogi, antropologi dan bahkan ekonomi. Ranah perpolitikan memang kadang-kadang sangat kejam kalau kita lihat secara sobjektif. Tetapi banyak sisi yang harus kita kupas untuk menganalisis poliitk dan sejarah politik.
Sejarah adalah politik masa lampau. Statmen salah seorang pakar sejarah seperti itu. Kalau kita analisis secara mendalam, memang kenyataannya seperti itu. Sejarah sering membicarakan kepentingan-kepentingan golongan. Apalagi ketika kita disidorkan dengan banyaknya kajian sejarah yang banyak mengupas sisi kehidupan dan peristiwa-peristiwa besar di masa lampau.
Sejarah sering dijadikan sarana-sarana legitimasi golongan. Banyak kasus yang dapat kita lihat tentang itu. Nasib sejarah tergantung penulisnya. Saya ingat ketika teman saya mengatakan bahwa sejarah itu bagaikan roti tawar. Dia akan akan manis ketika si pembikin roti memberinya gula dan susu, akan terasa hambar bila si pembuat tidak menaruh apapun di atas permukaan roti, dan bahkan akan mematikan bila di atanya ditaburi racun. Begitu pula dengan sejarah, akan terasa manis bila sejarah itu tidak memihak salah satu golongan dan berjalan sesuai dengan sumber-sumber sejarah, dan akan dapat menjerumuskan jika sejarah tersebut diputarbalikkan sedemikian rupa.
Dalam sejarah Indonesia, politik, selalu mempunyai peran penting dalam membawa kemana arah sejarah. Dalam bebarapa kasus, Negara juga berperan dalam penyebaran agama-agama di Indonesia. Islam, hindu-budha, Kristen, dan sebagainya. Mataram mengadakan serbuan ke utara dan timur dengan maksud menguasai jalur perdagangan di terutama di Bandar-bandar dan pelabuhan. Itu semua pada dasarnya menggunakan alasan politis, dan kemudian sejarahlah yang digunakan menjadi alat legitimasinya .
Mungkin itu prolog pembahasan penulis sebelum memulai tulisannya tentang sejarah politik. Dalam kajian kali ini kita akan sedikit banyak membahas perihal sejarah plotik dan perangkat-perangkatnya. Mulai dari apa itu sejarah plitik, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam menkaji sejarah ploitik, dan juga ilmu-ilmu Bantu ketika kita melakukan penelitian tentang sejarah politik.
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang sejarah poltik arilah kita terlebih dahulu melihat defenisi dari apa itu sejarah dan apa itu politik. sejarah adalah peristiwa masa lampau. Politk mempunyai banyak penafsiran tentangnya. Perhatian ilmu-ilmu politik adalah pada gejala-gejala masyarakat, keputusan dan kebijakan, konflik dan consensus, kepemimpinan dan sebagainya.
Yang harus diketahui adalah sejarah berbeda dengan ilmu-ilmu lain, termasuk politk ialah sejarah memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial lain meluas dalam ruang . Namun keduanya tidak dapat dipisahkan begitu saja. Kalau sejarah meneliti pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan ilmu-ilmu sosial, termasuk politik, adalah penampangnya dan perangkatnya.
Pada mulanya politk adalah tulang punggung sejarah. Oleh karenanya buku-buku sejarah kebanyakan berisikan rentetan kejadian mengenai raja-raja, kekuasaan, Negara dan lain sebagainya. Seperti yang telah saya ungkapkan tadi, ada statement yang mengatakan bahwa “ history is the past politics. Politics is the present history” (Sir John Robert Seeley, sejarawan Inggris, 1834-1895) yang dengan sejas menerangkan keterkaitan yang cukup kuat antara sejarah dan politik.
Pernyataan itu tidak bertahan lama. Pasca perang dunia kedua, sejarawan Prancis yang tergabung dalam aliran annales meragukan keterkaitan sejarah dengan polit. Kalau sejarah hanya sejarah politik saja, maka sejarah akan menjadi sempit. Maka lahirlah kemudian pengembangan model penelitian sejarah. Pendekatan sejarah tidak melulu pada sejarah politik saja, tetapi sudah merambah ke ranah-ranah sosial yang lain.
Untuk mensinkronkan sejarah poltik dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial lain, maka penilisan sejarah tidak hanya berkisar tentang pemerintahan dan kenegaraan saja, tetapi sduah merambah ke ranah kekuasaan yang lebih luas. Mulai dari wilayah desa sampai kabupaten-kabupaten, bahkan pada masa lampau/pra aksara permasalahan yang begitu komplek tentang kekuasaan juga masuk dalam kajian sejarah politik.
Untuk mengkaji lebih lanjut tentang sejarah politik ada beberapa pendekatan yang harus dipakai. Pendekatan-pendekatan ini biasanya digunakan untuk mempermudah penelitian dan penitikberatan penelitian tersebut. Munurut Kuntowijoyo, setidaknya ada delapan pendekatan yang dapat digunakan dalam mengkaji sejarah politik.
- Sejarah intelektual.
- Sejarah konstitusi.
- Sejarah institusional.
- Sejarah behavioral.
- Sejarah komparatif.
- Sejarah sosial.
- Studi kasus.
- Catatan-catatan biografis.
Dan untuk membantu kelancaran dalam melakukan penelitian sejarah, maka diperlukan ilmu-ilmu Bantu lainnya, diantaranya:
- sosiologi.
- Antropologi.
- Ekonomi.
- Psikologi.
Mungkin penulis tidak perlu lagi menerangkan satu persatu definisi-definisi pendekatan-pendekatan dan ilmu-ilmu Bantu di atas, oleh karena pada pembahasan yang lalu dan setelah ini juga akan ada pembahasan tentang difinisi model-model penulisan sejarah itu.
Pada umumnya, ketika kita melakukan penelitian sejarah politik, kita akan merasa dibawa ke paradigma bahwa sejarah politik adalah sejarah Negara, sejarah kekuasaan yang mempunyai sekala besar. Namun pada kenyataanya itu tidak selalu benar. Kita bisa melakukan penelitian sejarah politik tingkat local dan daerah. Missal, Pengaruh Perkembangan Kebudayaan Desa A pada Eksistensi Kepala Adat, dan model-model yang lain, sebab saat ini kajian-kajian itu sudah tidak lagi bisa memuaskan para sejarawan .
Pemaparan deskriptis-naratif pada sejarah politik gaya lama digantikan dengan model analisis kritis-ilmiah karena sejarah politik model baru telah dimodifikasi sedemikian rupa, dengan menggunakan pendekatan dan pelbagai ilmubantu sosial lainua. Seperti yang telah bahas sebelumnya.

Penutup
Itulah pemaparan mengenai bagaimana keberadaan sejarah politik sangat penting bagi perkembangan model penulisan sejarah. sejarah politik berkembang bersamaan dengan mulai berkembangnya penulisan sejarah. pada awalnya sejarah hanya sekumpulan kisah yang mempunyai babakan waktu dan pelaku, tanpa melihat apa saja yang sebenarnya terjadi bersamaan denganlnya. Sejarah adalah poltik masa lampau. Dengan pertimbangan itu, maka sangat dimungkinkan tercipatanya penulisan sejarah yang benar-benar intern terphadap perkembangna politik pada suaut wilayah atau penduduk tertentu.
Sejarah politik tidak berdiri sendiri dalam mengkaji peristiwa sejarah. dibutuhkan pelbagai pendekatan yang relevan untuk menjadikan karya sejarah menjadi karya yang benar-benar bagus. Kalau selama ini frame sejarah politik hanya berkisah tentang peristiwa-peristiwa besar dan orang-orang besar. Namun pada perkembangannya sejarah politik tidak melulu melihat itu. Sejarah politik mulai melihat peristiwa-peristiwa kecil yang memang menarik untuk dikaji.
Jadi, saat ini kita bisa memilih bebarapa opsi untuk menulis sejarah. jangan jadikan sejarah sesuatu yang membosankan. Sejarah adalah Sesutu yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti. Sejarah adalah seni dan sastra. Sejarah mempunyai seni yang sangat mengagungkan. Jadi jangan minder untuk mengkaji sejarah. apalagi dengan beragamnya model penulisan sejarah. sejarah politik adalah salah satunya.

SUMBER BACAAN
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Bentang. Cet.ke-3.1997
___________. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Cet. Ke-3. 2003.
Samsudin, Helius. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.2007
Seni lukis
Seni lukis adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari drawing.
Sejarah umum seni lukis
Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.
Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.
Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
• Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
• Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.
Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas. Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda). Namun sebagai akibat pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia, perkembangan seni pada masa ini mengalami perlambatan hingga dimulainya masa renaissance.
Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ahli sains dan kebudayaan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa.
Seni Rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
• Tomassi
• Donatello
• Leonardo da Vinci
• Michaelangelo
• Raphael
Art Nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin.
Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.
Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut masih dipegang hingga saat ini.
Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi. Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
Aliran seni lukis
Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.